Selasa, 27 November 2012

Tren Mahasiswa Online


Masa-masa kuliah adalah masa yang dianggap mendewasakan diri. Tidak heran, banyak mahasiswa yang berusaha mandiri, dengan kuliah sambil bekerja paruh waktu. Namun sekarang, mereka tidak hanya bekerja di tempat orang, melainkan mahasiswa menjadi lebih kreatif, yaitu dengan membuka peluang usaha sendiri. Bukan bisnis besar, namun bisa menambah uang saku. Salah satu bisnis yang sedang marak dijalani oleh mahasiswa adalah bisnis online shop. Online Shopping, atau belanja melalui internet ini tengah digandrungi oleh banyak mahasiswa di universitas-universitas di Jakarta. Sehingga, banyak dari mereka yang menjadi pembeli, dan tidak sedikit juga yang memiliki bisnis ini.



Vina, mahasiswi semester 5 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara misalnya, ia sudah menjalani bisnis online shop ini sejak September 2009. Vina yang awalnya bekerja sama dengan kakaknya, sekarang sudah bisa membayar uang kuliahnya sendiri, sekaligus uang jajannya dari pendapatan bisnis ini. “Jadi awalnya, kerjasama sama cici (panggilan kepada kakak perempuan), bikin online shop. Pertamanya sih coba-coba, eh ternyata tertarik, jadinya terus deh sampai sekarang.” ujar pemilik FiTuFy Ol-Shop ini. Vina menjelaskan, kebanyakan ia menjual celana di ol-shop nya yang diambil dari saudara sepupunya yang membeli grosiran di Tanah Abang dan Vina menjadi salah satu distributornya. Produk lain, seperti handbag, blouse, atau make-up ia dapat dari teman-temannya yang juga membuka bisnis online shop. “Kerja kayak gini asyik sih, ngga terlalu repot dan ngga ganggu jadwal kuliah. Kan semua transaksinya via blackberry. Pesen, deal, transfer, kirim deh”  jawab Vina ketika ditanya apakah bekerja sambilan ini mengganggu waktunya kuliah. “Palingan kalau lagi banyak order aja, bbnya bisa non-stop bunyi.” tambahnya.


Selain Vina, ada juga Cherry, mahasiswi semester 5 Fakultas Desain Interior Universitas Tarumanagara yang bekerja sebagai social bush di salah satu perusahaan social media marketing dan menjadi sales di perusahaan produk rambut. Awalnya, Cherry diberitahu oleh temannya yang bekerja di socmed marketing tersebut bahwa ada lowongan bekerja sebagai admin akun-akun twitter beberapa perusahaan. Cherry langsung mengirimkan CV (Curricullum Vitae), melakukan wawancara, dan diterima. Sudah 1 tahun Cherry bekerja sebagai admin beberapa akun twitter perusahaan. “Kerjanya sih cukup simpel, kita ditargetkan harus punya sekian ribu followers dalam waktu beberapa hari, terus ya nge-tweet tentang perusahaan itu. Terus kerjanya dirumah, cuma perlu ke kantor seminggu dua kali.” ujar Cherry ketika ditanya bagaimana kerjanya menjadi social bush.  Selain itu, Cherry juga menjadi sales sebuah perusahaan produk rambut di Indonesia yang baru dipasarkan. Sama seperti Vina, Cherry hanya mengandalkan blackberry yang dipinjamkan oleh perusahaan untuk mengerjakan pekerjaannya. “Semua order by BBM atau SMS sih, nanti kalau sudah OK, kita e-mail untuk bukti.” jelasnya. Cherry mengakui, terkadang ia juga keteteran jika order sedang ramai dan tugas kuliah juga menumpuk. “Tapi ya gapapa sih, namanya juga kerja sambil kuliah, pasti ada enak-ngga enaknya.” lanjut Cherry. Sejak bekerja, Cherry tidak lagi menerima uang jajan dari orang tuanya. “Ya, bekerja ini kan emang tujuannya buat nambah uang jajan hehehe” ungkapnya.
Banyak alasan mengapa mahasiswa/i membuka usaha online, diantaranya yaitu praktis, simpel, mudah, dan tidak mengganggu jadwal mereka kuliah. Maka tidak heran, banyak mahasiswa yang menjalani usaha ini. Selain menjadi pemilik, banyak juga mahasiswa yang memakai jasa online shop tersebut. Mereka memilih belanja online karena praktis, tidak perlu ke luar rumah. “Kalau di ol-shop kan tinggal liat, kalau suka tinggal transfer, terus barangnya dikirim. Jadi ga usah ke mall lagi.” ujar Chrissa, mahasiswi Fikom Untar yang gemar berbelanja online. Chrissa bisa menghabiskan 100-150 ribu Rupiah per bulan untuk berbelanja melalui internet. Lain dengan Chrissa, yang cenderung membeli produk fashion, Giovanni, lebih sering membeli CD/DVD Kpop. “Toko-toko kaset di Jakarta suka engga lengkap. Jadinya aku sering PO (pre-order) dulu di internet.” katanya. Karena gemar boyband Korea, Giovanni mengaku, ia sering membeli CD dan poster boyband asal negeri ginseng di Gasoo Galore, online shop yang khusus menjual pernak-pernik dari Korea Selatan.
‘Demam’ ol-shop ini tentu ada positif dan negatifnya. Positifnya, mahasiswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif untuk hidup mandiri, menjadi mengerti bagaimana sulitnya mencari uang sendiri. Namun, jika terlalu difokuskan, karena masih kuliah, nantinya malah akan menjadi beban. Bukan beban dalam buruk sekali, tetapi ditakutkan akan mengganggu jadwal kuliah dan mengganggu konsentrasi belajar. Tentunya mahasiswa tidak ingin hal itu terjadi. Maka, pintar-pintar bagaimana kita dapat membagi waktu antara kuliah dan bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar